Gen Z Takeover: Saat Anak Muda Mengguncang Dunia Fashion
Generasi Z — mereka yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an — kini menjadi kekuatan dominan dalam dunia fashion. Dengan gaya yang berani, identitas yang cair, dan kepedulian sosial yang tinggi, mereka tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga pengarah tren, pencipta brand, dan penggerak perubahan di balik layar.
Fashion bagi Gen Z bukan sekadar soal penampilan, tapi tentang pesan, nilai, dan ekspresi diri.
Siapa Itu Gen Z dan Mengapa Mereka Penting?
Generasi Z tumbuh di era digital, terbiasa dengan teknologi, dan lebih sadar terhadap isu-isu global dibanding generasi sebelumnya. Di tahun-tahun terakhir, mereka:
- Mendorong pergeseran besar dalam perilaku konsumsi fashion
- Lebih memilih keaslian daripada kemewahan
- Menggunakan media sosial sebagai ruang runway mereka
Menurut laporan dari McKinsey (2023), Gen Z akan menjadi kelompok pembeli fashion terbesar pada tahun 2030.
Ciri Khas Fashion Gen Z
Ekspresi Diri adalah Segalanya
- Mereka mencampur gaya vintage, streetwear, dan Y2K tanpa ragu.
- “Identitas visual” adalah cara untuk menunjukkan siapa mereka — genderless, inklusif, berani berbeda.
- Banyak yang mengecam fast fashion karena isu lingkungan, tapi tetap membeli karena murah dan mudah.
- Namun, muncul dorongan untuk membeli lebih bijak, lewat thrift, upcycling, dan slow fashion
- Merek Tidak Lagi Jadi Patokan
- Mereka lebih suka brand kecil yang punya nilai: ramah lingkungan, adil, inklusif.
- TikTok dan Instagram jadi ruang lahirnya tren: dari “clean girl aesthetic” hingga “goblincore”.
- Mereka menciptakan tren lewat video pendek, OOTD, bahkan meme fashion.
Bagaimana Gen Z Mengubah Industri Fashion?
1. Menuntut Transparansi
Brand harus jelas tentang:
- Siapa yang membuat baju mereka?
- Apakah mereka membayar buruh secara adil?
- Apakah mereka memperhatikan lingkungan?
Gen Z menghukum brand yang bersikap “greenwashing” (berpura-pura peduli lingkungan hanya demi citra).
2. Menghidupkan Kembali Thrifting dan Fashion Bekas
Mereka menyulap baju lama jadi trendi lewat DIY, swap, dan toko online secondhand seperti Depop dan Tinkerlust.
3. Mendorong Perkembangan Fashion Digital
Gen Z nyaman dengan digital fashion — pakaian virtual yang bisa dikenakan di foto/avatar. Mereka ikut serta dalam game atau metaverse, mengenakan busana yang tidak ada secara fisik.
4. Menghapus Batasan Gender
Pakaian tidak harus mencerminkan jenis kelamin. Mereka mempopulerkan gender-fluid fashion dan membebaskan diri dari norma berpakaian konservatif.